Monday, September 21, 2015

The Story of Cacaban Part 3 - Penunggu Pulau Kecil Di Tengah Waduk Cacaban

Baru baru ini penulis kembali mendapatkan cerita baru  dari narasumber , kisah kali ini masih seputaran misteri di pulau kecil ditengah tengah waduk Cacaban. Boleh percaya boleh tidak, namun kisah yang akan dituliskan kali ini bear benar dialami oleh narasumber itu sendiri. Menceritakan tentang 2 pulau kecil yang ada ditengah waduk Cacaban, pulau kecil itu dinamakan Sentong Sardi dan Bledegan (pulau petir). 


Misteri penunggu Sentong Sardi di Waduk Cacaban

Pada minggu pagi sekitar 1 tahun yang lalu rekan penulis sekaligus narasumber bernama Abidin seperti biasa menjalani hobinya memancing ikan Mujaer di waduk cacaban. Dan tujuan kali ini adalah di satu gugusan pulau kecil bernama Sentong Sardi. Seperti biasanya beberapa pemancing berpencar tidak jauh dari rekan rekannya disatu gugusan ke gugusan pulau lainnya. Ketika itu Abidin sendirian di sebelah selatan pulau, cuaca serta angin yang kurang bersahabat membuat strike atau tarikan ikan hanya sedikit. Dari jam 10 pagi hingga jam 2 siang hanya 2 ekor ikan yang berhasil didapat. Abidin pun beristirahat sejenak sambil menyantap bekal yang dibawa dari rumah. Karena rasa frustasinya ia pun berfikir untuk mengganti umpannya. Abidin mencoba bereksprimen memancing dengan daging ikan mujaer yang didapatnya tadi. Ikan itu ia potong kecil kecil dagingnya untuk dijadikan umpan.

Thursday, September 17, 2015

Tradisi Rabu Pungkasan di Bukit Sitanjung

Tradisi rabu pungkasan di bukit Sitanjung

Ada keunikan lain yang bisa ditemukan di bukit sitanjung, yaitu tradisi Rabu Pungkasan atau Rabu Wekasan adalah rabu terakhir dibulan safar dalam kalender jawa. Setiap tahun para penduduk sekitar kecamatan Lebaksiu ramai ramai mengunjungi bukit sitanjung. Tujuannya adalah menjaga tradisi, namun bagi orang setempat banyak pula yang mendaki bukit menuju makam keramat yang terletak diatas bukit ditengah tengah pepohonan. Pedagang pun ramai berjejer dari mulai jalan raya hingga ujung jembatan . Hari rabu pungkasan berkah bagi mereka yang berjualan di sekitaran bukit sitanjung, bahkan banyak warung dadakan diatas bukit, seperti menjual es dan makanan bagi orang orang yang mendaki. jarak yang ditempuh dari jembatan hingga lokasi makam keramat tersebut tak terlalu jauh, kurang lebih 45 menit jalan kaki menelusuri jalan setapak.

Monday, September 14, 2015

Keindahan batu alam dan fosil dari Semedo Kabupaten Tegal

Di hari senin pagi ini penulis tertarik akan fenomena batu alam atau batu akik di Indonesia yang sedang booming saat ini. Seperti di daerah daerah lainnya, di Kabupaten Tegal juga menyimpan kekayaan bebatuan alam yang tak kalah dari daerah lainnya. Diantaranya batu Apik Sung dari margasari, sejenis batu bacan bumijawa, dan tentunya batu fosil dari situs purbakala yang terletak di desa Semedo kabupaten Tegal.


Sekitar 4 bulan yang lalu, masyarakat kabupaten Tegal khususnya penggemar batu akik berbondong bondong menuju desa Semedo untuk mencari fosil fosil tulang yang banyak ditemukan di hamparan sungai desa semedo. Dengan cepat berita tersebar kesuluruh pelosok daerah kabupaten tegal. Alhasil desa Semedo pun menjadi kian ramai dikunjungi masrakat pecinta batu akik.

Saturday, September 12, 2015

The Story Of Cacaban Part II - Keindahan, Kenyamanan dan Keunikan di Waduk Cacaban

Setelah sekian lama vakum dari dunia blog, akhirnya dengan Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat melanjutkan menulis dan berbagi cerita mengenai waduk cacabn nan indah dan penuh misteri. Hampir 2 tahun lebih berlalu kini obyek wisata waduk cacaban menjadi semakin elok. Terlihat beberapa pembangunan kawasan disebelah timur yang sudah semakin rapi, dan ramai dikunjungi setiap akhir pekan.

Kisah kehidupan remaja di sekitar kawasan waduk Cacaban.

Ada satu pengalaman menarik ketika penulis berkunjung ke waduk cacaban, yaitu pemandangan yang umum dilihat disana namun mungkin unik bagi yang tinggal agak jauh dari sekitaran waduk. Salah satunya yaitu 2 orang gadis remaja yang mendayung diatas perahu kecil atau sering disebut jukung kata orang sekitar. Tanpa canggung 2 orang gadis tersebut mendayung perahu sembari bercengkrama dan terlihat slah satunya sedang menggunakan telpon seluler. Tanpa perasaan canggung atau takut ia asyik menelpon dan satu gadis lainnya tetap mendayung pelan sambil sesekali bergurau. Kedalaman air saat itu cukup dalam, meski mereka tak terlalu jauh ke tengah danau namun pemandangan yang tidak biasa itu terlihat cukup mengeherankan, melihat 2 orang gadis tingkat sekolah menengah pertama, asyik bercengkrama sambil menelpon diatas perahu kecil sambil mendayung pelan diatas air danau yang cukup dalam. Tak nampak sedikitpun raut ketakutan atau ngeri. Melihat hal seperti itu sangat jarang ditemui belakangan ini, lokasinya agak jauh dari pintu air utama, dan hanya pemancing dan penduduk daerah sekitar yang melalui tempat itu.

Menikmati jagung bakar di gugusan delta waduk Cacaban .

Pengalaman ini juga penulis alami sendiri ketika ikut bersama rombongan pemancing yang rutin setiap minggu mengunjungi waduk untuk menyalurkan hobi nya memancing di Cacaban. Dari merekalah cerita cerita dari waduk cacaban itu penulis ketahui, berdasarkan narasumber dari pengemudi kapal dan petani dikawasan waduk terseebut. Kebetulan saya juga ikut mencoba untuk memancing ikan mujaer yang memang banyak tersebar dikawasan waduk cacaban. Setelah beberapa jam memancing, saya pun beristirahat sejenak, yang lokasinya ditengah tengah gugusan pulau kecil, yang kebetulan ditanami pohon jagung yang sudah siap panen. Dan ketika pemilik lahan jagung tersebut melintas saya pun meminta ijin untuk memetik beberapa buah jagung untuk dinikmati sembari beristirahat setelah memancing. Pemilikpun mengijinkan bebas mengambil secukupnya dengan syarat tidak boleh dibawa pulang kerumah. Mitos yang berkembang apabila dibawa pulang kerumah, maka akan ada sesuatu yang tidak diinginkan, entah gangguan dari mahluk lain yang mendiami gugusan pulau tersebut. Saya dan teman teman pun mulai membuat api untuk membakar jagung yang sudah dipetik tadi, sembari memasak air untuk membuat sajian teh hangat untuk dinikmati sambil menunggu jagung bakar itu matang. Awalnya cuma saya dan 2 orang teman saja yang membakar jagung, namun beberapa orang pemancing lainnya juga tertarik untuk menikmati jagung bakar diatas gugusan pulau kecil dengan pemandangan yang indah.Kami pun menikmati sajian jagung bakar dengan teh hangat diatas gugusan pulau kecil di obyek wisata waduk Cacaban. 


masih banyak kisah yang akan penulis tambahkan mengenai Obyek wisata waduk Cacaban ini, ikuti terus dan share ke teman teman anda.